Wednesday, August 29, 2007

Kecanduan Internet

Bagaimana kita tahu kalau kita sudah termasuk orang yang kecanduan internet?

Ada orang yang menggambarkan orang yang sudah kecanduan internet itu :

  1. Bangun pagi jam 3 pagi, pergi ke kamar mandi, dan berhenti untuk cek email atau chat sebelum kembali tidur.
  2. Memiliki tattoo yang bertuliskan, “Cara yang terbaik melihat tubuhku adalah dengan Netscape Navigator 1.1 atau yang lebih tinggi."
  3. Memberi Nama anaknya, ponakannya, dengan Eudora, Mozilla and Dotcom.
  4. Offline dan matikan komputer dengan perasaan yang kecewa dan hampa.
  5. Selalu ingin tinggal di kampus atau di tempat kerja setidaknya 2 jam, hanya untuk mendapatkan internet gratis.

Secara umum orang dikategorikan kecanduan internet kalau mereka selalu menginginkan waktu yang lebih untuk online, merasa tidak puas kalau online cuma sebentar. Bahkan mereka bela belain minum kopi atau obat yang bikin mata mereka tetap bertahan untuk tidak tidur. Juga, mereka merasa sangat tertekan kalau internet koneksinya eror, apalagi kalau warnetnya tutup seminggu. Terus juga mereka yang tidak berhasil mengontrol penggunaan internet. Mereka terlampau asyik di depan internet, chatting, atau browsing (baik yang positif atau negatif) sampai jari nya keriting dan lupa kalau perutnya dah bernyanyi dari tadi minta makan. Terus mereka bohong sama keluarga atau temennya bahwa mereka sudah menjadikan internet hidupnya, mereka bilang mereka ada kerjaan lembur lah, tugas sekolah, atau lainnya, demi menutupi kalau mereka benar benar sudah keasikan ama internet. Tragisnya, mereka sudah kehilangan pacar, atau bahkan suami atau istri, pekerjaan, sekolah dll akibat dari waktu yang dihabiskan untuk internet.

Sebagai chatters, kita punya 2 kehidupan, online dan real. Mungkin akan susah melepaskan kehidupan online atau kehidupan maya kita dan rasanya juga ga perlu kita lepaskan, karena kita sudah mendapatkan banyak teman baik, bahkan seperti saudara. Tetapi satu hal yang musti kita ingat bahwa kehidupan maya itu bukan segala galanya. Bahwa kita punya masa depan, yang musti kita raih, bukan lewat dunia chat, tapi dunia nyata. Masa depan itu harus kita perjuangkan. Cuma anak konglomerat kali ya yang ga perlu berjuang demi masa depannya. Kita juga punya kehidupan rohani, yang tidak bisa kita kesampingkan. Sangat mungkin karna keasyikan chat, jadi lupa sholat, atau lupa ke gereja. Mungkin kata “control” menjadi kata kunci bagi kita. Kita tetap ber chat ria, browsing info dan musik, tapi kita juga musti inget masa depan, sekolah, dunia kerja kita, dan jangan lupa kebutuhan bathiniah kita. Semuanya akan baik baik aja selama kita bisa mengontrol diri kita sendiri dan tidak menyalah gunakan internet untuk hal hal yang negatif ajah.

Love on the Net

Kebayang gak suatu hari kita bakal beneran jatuh cinta lewat satu teknologi yang kita kenal dengan “internet”? Atau jangan - jangan kita termasuk salah satu diantara sekian banyak orang yang lagi “fall in love on the net.” Gak usah malu untuk mengakuinya, karena jatuh cinta di internet itu sudah menjadi hal yang “common” banged alias sangat biasa terjadi. Karena berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh scramaghila, dari 2000 orang chatters, seperempatnya saling jatuh cinta on the net. Jadi satu dari 4 chatter itu ada kemungkinan untuk jatuh cinta on the net.

Jatuh Cinta di internet mungkin berawal dari hal yang sangat sederhana, misalnya dari ketertarikan nick name yang bagus, dari lagu yang di puter atau dinyanyikan di room, dari kata kata romantis yang dilontarkan selama chatting. Hmmm … kalo perempuan biasanya paling suka lagu lagu melo yang romantis. Juga kita bisa jatuh cinta di room karena kita merasa pasangan kita memahami diri kita, memberikan support, mendamaikan hati kita pas kita suntuk, dan melindungi kita.

Bener gak sih cinta yang dirasakan di internet itu cinta yang bener - bener tulus dari dalam diri kita? Atau ini hanya cinta yang bias atau semu, yang terbangun karena seringnya kita chat bareng, saling curhat, dan kemudian dekat dan kita saling komit untuk saling jaga dan memumpuk perasaan itu. Kalau kita bener - bener sedang fall in love mungkin memang kita perlu bertanya pada diri kita ndiri tentang kebenaran cinta kita? Cinta beneran ato cinta semu? Gimana ngukurnya? Coba deh tanya pada diri sendiri, apakah bener - bener kita punya perasaan yang kuat? Trus ada gak saling percaya diantara kalian? Trus ada gak komitment untuk membangun hubungan kalian lebih jauh dan lebih serius? Saling Bantu selama ini? Ngerasa damai ada di dekat dia? Ngerasa suntuk kalo si pujaan hati gak ok? Berdebar gak jantung kamu kalau kamu liat dia di cam atau denger suaranya? Begitu berartikah dia bagi kamu sehingga kamu gak bisa berhenti mikirin dia. Selain itu ada istilah Triangular love scale, dimana cinta itu membutuhkan 3 hal : perasaan cinta, keintiman, dan komitment. Gimana, kamu semua punya 3 itu kan?

Survey juga membuktikan kalau love on the web itu tidak berumur panjang. Survey dari 600 pasangan, 70 % diantaranya broke out alias putus cinta hanya setelah 2-3 bulan usia cinta mereka. Tapi semoga kamu semua yang lagi baca tulisan ini termasuk yang 30 % dari chatter yang fall in love dengan happy ending.

Ada beberapa kemungkinan yang membuat mereka putus cinta secepat itu. Pertama bisa jadi cinta mereka itu cinta semu belaka. Banyak para chatter yang menghindar dan menjauhkan diri setelah menyadari pasangan yang diliatnya tidak seperti yang diangankan selama ini. Kalau kamu termasuk tipikal sang pangeran yang mengharapkan putri cantik yang perfect menjadi kekasihmu dan disaat pertemuan di real kamu merasa dia berbeda dengan apa yang kamu liat di webcam, maka bisa dibayangkan, kelanjutan kisahnya pasti sad ending. Tahu gak? 80 % dari pasangan yang jatuh cinta di internet putus cinta setelah mereka ketemuan di real. Tapi jangan takut, semoga kamu termasuk 20 % yang tidak memutuskan untuk putus setelah ketemu. Karena kalau orang merasa sudah commit untuk nerima pasangannya apa adanya, kenapa harus putus setelah tahu bahwa pasangannya gak secantik yang dia idamkan? gak se sexy yang dia impikan, gak se putih yang dia liat di cam?

Bisa juga kita liat kenapa cinta on the net tidak banyak yang bertahan, karena cinta itu masalah perasaan. Untuk bener bener bisa bersatu dalam cinta, kita harus mampu menyatukan perasaan kita, perbedaan karakter dan sifat yang ada dalam diri kita. Sangat mungkin kita merasa cocok pada awal perjalanan cinta kita dengan kekasih on the net kita, tapi pas kita ketemuan di real, tiba tiba kita merasa kita gak bisa sejalan dengan dia. Ini juga bisa memicu perpecahan dalam cinta on the net.

Pertanyaannya, mungkin gak sih cinta on the net bakalan jadi true love dan berlanjut ke happy ending? Jawabnya mungkin banget. Tetapi memang tidak gampang. Ada beberapa hal yang mesti ddiperhatiin. Misalnya, biasanya orang jatuh cinta karena wajahnya, coba deh ubah sikap yang kayak gitu dengan perasaan lebih dalam bahwa kamu akan menerima dia apa adanya, karena akan sangat mungkin yang kamu liat di cam beda dengan yang kamu liat di real. Bayangan di pikiran kita tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Kedua kita sangat perlu memberikan perhatian dan membahagiakan orang yang kita cintai agar love on the web kita terus langgeng. Terus yang agak membahayakan saat kita jatuh cinta lewat internet karena orang yang kita cintai bisa saja pergi begitu saja, gak ol lagi, atau ganti id. Nah, makanya penting sekali untuk ketemuan di real agar kita makin yakin. Terima dia apa adanya dan yakinkan bahwa dia yang terbaik, jangan buat Konsensus yang lebih jauh, sebelum kamu yakin bahwa dia jujur tentang identitasnya dan serius mencintai kamu.

Sekarang semuanya tergantung kita. Kalau kamu termasuk orang yang fall in love in the chat, jangan patah semangat karena ada banyak cerita yang berakhir dengan happy ending dan pernikahan, tapi juga kita gak boleh menutup mata dari kenyataan bahwa banyak cinta yang gagal di internet. So mau sad or happy ending, semua tergantung usaha dan keyakinan kita.